Minggu, 04 November 2012

Reward and Funisment

Dalam dunia pendidikan untuk menegakkan disiplin, sudah lazim terjadi para guru menggunakan pemberian reward/penghargaan dan funisment/hukuman. Tapi porsi yang diterima oleh siswa sering kali tidak seimbang. Guru lebih sering menggunakan funisment dibandingkan reward.

Jarang sekali para guru yang menanyakan alasan mengapa seorang siswa tersebut membuat kesalahan. Hal ini terjadi di sekolah tempatku mengabdi. Sudah lazim setiap senin pagi sebelum upacara dimulai siwa diperiksa kelengkapan seragamnya, dari mulai sepatu, kaos kaki, sampai penutup kepala. Siswa yang tidak berseragam lengkap biasanya berbaris dalam barisan yang terpisah. Setelah upacara selesai siswa satu per satu ditanya alasan pelanggarannya. Dan betapa kagetnya saat seorang siswa yang melanggar (tidak berkaos kaki) mengatakan kalo dari rumah dia memakai kaos kaki, tapi kemudian kaos kakinya dipinjamkan kepada temannya yang kebetulan saat itu akan menjadi petugas upacara !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Di balik setiap kesalahan yang dilakukan oleh anak didik kita, ada alasan yang harus kita hargai, maka lakukanlah pendekatan yang lebih baik kepada mereka. Karena pemberian hukuman tidak semuanya memberikan efek positif. Adakalanya pemberian penghargaan yang kita lakukan kepada anak didik kita dan dilakukan berulang-ulang lebih mereka sukai walaupun hanya sekedar usapan kepala, acungan jempol atau kata-kata positif yang lain seperti kamu hebat, kamu pintar dll.  

Nah untuk para guru dan para pendidik, marilah kita hargai anak didik kita.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar